Senin, 08 September 2008

Taman Dewasa IP Sekolah 'Inklusi', Pendidikan Tanpa Diskriminasi

Munculnya konsep/format pendidikan 'inklusi' (talenta khusus) patut disambut baik. Selama ini lembaga pendidikan formal pada umumnya hanya menerima peserta didik yang memiliki kemampuan standar. Padahal banyak peserta didik memiliki talenta/bakat yang perlu mendapatkan perhatian khusus.

Sekolah 'Inklusi', model sekolah yang memiliki konsep terbuka, baik mereka yang memiliki kemampuan akademik biasa sampai bakat khusus. 'Inklusi' model pendidikan masa depan dan untuk semua, tanpa ada diskriminasi. Demikian ditegaskan Drs Nova Widiyarto MSi, Kabid Dikdas Pendidikan Luar Biasa Dinas Pendidikan DIY, ketika menerima kehadiran dari Tim Pengembangan Pendidikan Inklusi Majelis Ibu Pawiyatan/MIP Tamansiswa di Dinas Pendidikan DIY, Jalan Cendana, Rabu (16/4).

Hadir dalam kesempatan itu, Ki Drs Sugeng Subagya MM, Ki Trisno Sugiyanto SPd, Ki Drs Murni Rahwinarto, Ki Drs Tri Widiyanto (Kepala SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Tamansiswa). Kehadiran MIP berkait dengan 'Workshop Sekolah Inklusi SMP TDIP' 3 Mei mendatang. Menurut Nova, pendidikan 'inklusi' memang sangat baik untuk dikembangkan di Yogyakarta yang pluralis. "Kami senang konsep inklusi itu lahir dari Tamansiswa yang sudah punya pengalaman sangat panjang dibidang pendidikan sejak tahun 1922," ucapnya. Ki Sugeng Subagya dalam kesempatan itu menjelaskan, 'inklusi' model pengembangan dari pendidikan formal yang selama ini ada. "Kami di Tamansiswa selama ini lupa, selain konsep sistem among dianggap ekslusif, pendidikan perlu ditopang dengan pendidikan inklusi," kata Sugeng Subagya, Wakil Ketua MIP juga konsultan Pendidikan DIY.

Format 'inklusi' diperuntukkan untuk semuanya, mereka yang berbakat, biasa ataupun kurang cepat menerima materi pelajaran bisa diakomodir, "Inklusi untuk semua golongan, tanpa ada diskriminasi," katanya. Ditambahkan Tri Widiyanto, format pendidikan 'iklusi' sudah direalisasikan di SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan. "Ada 12 bidang seni-budaya yang disiapkan, ternyata respons masyarakat sangat positif. Beberapa lembaga pendidikan juga datang untuk studi banding." ujarnya.

Tidak ada komentar: